Thursday, June 16, 2016

Kepemimpinan dalam Pendidikan



KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Yah bicara soal kepemimpinan kita juga pemimpin, pemimpin untuk diri kita sendiri, termasuk baik atau tidak diri kita, itulah kemauan dan perintah dari pemimpin, pemimpin di dalam diri kita yaitu hati, memang perintah pemimpin ini selalu mengarah ke dalam suatu hal yang baik, hanya saja terkadang pikiran mengganggu, mulut berbohong, tangan tak mau bekerja, kaki tak mau mengikuti. Sering kali hati ini berbicara tentang kebaikan bahkan ingin sekali melakukannya contoh saja shadaqah atau shalat, semua muslim sejati pasti menginginkan itu, bershadaqah meskipun sedikit, berjamaah setiap waktu shalat, hanya saja pikiran ini pintar sekali mencari alasan, mulut malah membantu lagi, apalagi tangan dan kaki bodo amat dan acuh tak acuh, pengennya santai terus. Nah jadi sebenarnya sih baik atau buruk diri kita, kita yang menentukan, dan hatilah pemimpin sang penentu.
Nah kalau bicara pendidikan bagaimana? Kira kira ada enggak sih yang mau di begoin dan di bohongi sama orang lain, kalau kita beli buah mangga nih di pasar karena kita tidak bisa bahasa sunda yang awalnya nih mangga satu kilo Cuma sepuluh ribu karena kita kurang paham dengan bahasa sunda akhirnya sama si penjual di jual lima belas ribu ke kita, dan itu kita ketahui dari penjual sebelah, sakit nggak kira kira, jadi kalau begitu pendidikan penting atau tidak?
Bahkan dari pendidikan pun bisa menentukan pekerjaan seseorang, pasti berbeda ketika ada dua remaja yang sama-sama berumur dua puluh lima tahun, yang satu lulusan SMA dan yang satu lagi lulsan S1. Mungkin ketika awal kerja akan di tempatkan di tempat yang sama akan tetapi coba saja perjalanan karir dalam kerjanya siapa yang akan cepat naik dan berkembang. Pasti mereka yang lulusan sarjana akan lebih cepat naik di dalam karirnya.
Memang kalau misalnya bukan lulusan sarjana mereka giat dan rajin, dan mau melakukan apa saja yang ia dapat lakukan, berbeda dengan orang yang lulusan sarjana, terkadang mereka kurang yakin untuk memulai sesuatu yang tidak satu hati dengannya, “wah kayanya enggak sesuai bidang nih”,  jadi di tinggalkan.
Jadi antara kepemimpinan dan pendidikan ada suatu keterkaitan yang mana saling membantu, bahkan di dalam kehidupan kita sendiri, seorang pemimpin harus pintar dan cerdas, dan seorang yang cerdas dan pintar pun harus ada pemimpin yang menggerakkannya agar yang di lakukan sesuai yang di rencnakan, dan tidak melakukan kesalahan karena kecerobohan.
Dan yang harus kita ketahui, bahwasanya kenapa kepemimpinan dalam pendidikan saling melengkapi, karena sahabat ali bin abi thalib berkata “ suatu kebaikkan yang tidak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir” masa iya sebuah lembaga yang bisa di anggap sedang dalam proses merangkak tidak adanya pemimpin yang berpendidikan, yang ada nanti pemimpin itulah yang akan di perbudak oleh bawahan lantaran pemimpin yang tak mengerti dan paham akan persoalan yang ada.
Kenapa ko sayyidina ali bisa berkta seperti itu, jadi mungkin yang namanya persoalan ini sudah klasik dan ada sejak dulu, jangankan untuk kebaikkan mungkin yang namanya kejahatan dan kekejihan sering kali terjadi tapi dengan terorganisir, contoh kecil kehilangan dan kemalingan, tak mungkinkan seorang maling hanya berpikir pendek, pasti yang namanya rencana sudah banyak sekali pilihannya, rencana satu gagal ganti rencana dua, dan selanjutnya.
Jadi pilihlah atau jadilah pemimpin yang berpendidikan dan berakhlak serta tahu akan permasalan dan solusinya yang tentu tidak akan mudah di dapatkan, maka dari itu, disitulah pendidikan bermain, belajar dengan gembira dan bersama, karena itu akan lebih terasa, meskipun ada yang harus kita lakukan sendiri untuk sebuah kelngkapan dan kemaksimalan. THANKS





No comments:

Post a Comment