Wednesday, July 20, 2016

Rumah Merinding part 1




Tetap semangat and focus, fokus untuk segala hal, doing the best for future, yah memang susah sekali rasanya untuk lebih fokus untuk apa yang sedang kita kerjakan, tapi kita belajar sedikit demi sedikit, kemarin tanggal 16, kau tau ada yang lebih menyeramkan di banding setasiun manggarai yaitu sebuah rumah di kayu tinggi, padahal depan masjid, akan tetapi ini bukan soal makhluk yang tak terlihat oleh mata tak tersentuh oleh indra, rumah berwarna kuning yang berpagar hitam, rasa takut itu membuat pikiran tak tenang hati gelisah, indra tak terasa, itu yang aku rasakan ketika ada di depan rumah itu, tapi ketika kita mengerjakan sesuatu dan menjalani sesuatu di barengi tuhan Allah SWT pasti akan berubah, rasa takut menjadi bertekad berani, rasa gelisah berubah menjadi tenang pokonya tak seperti apa yang kita pikirkan, dengan bacaan bismillah aku memberanikan diri untuk memasuki rumah itu, dan tahukah siapa yang keluar, yang keluar ialah seorang lelaki berbadan besar, bermartabat nan berwibawa, perasaan takut pun terasa, perasaan penasaran pun seperti itu.
Akan tetapi memang benar adanya allah, ketika saya di suruhnya masuk, langsung di surunya duduk
lega (lelaki gagah) :"di bawah aja yah, biar enak"
"baik pak, tapi maaf sebelumnya pak, saya habis perjalanan dari tadi cuma belum sempet shalat ashar, kira-kira mushola deket sini dimana ya pak" jawabku,
"oh gitu, ya sudah shalat disini saja, itu wudhunya di depan rumah" sambil menunjukkan, "baik pak terimakasih". Setelah selesai wudhu seorang anak kecil menghampiriku dari dalam rumah,
"ini ka sajadahnya" katanya,
"oh iya terimakasih, eh maaf, ini arah kiblat kemana yah?" tanyaku,
"lurus " sambil menunjukkan arahnya,
langsung dia pergi entah kemana, dia beranjak lari dan saya tak bisa melihatnya, karena memang tertutup oleh gorden yang menutupi pintu di dalam ruang tamu menuju ruang keluarga, shalat pun langsung saya lakukan dengan rasa takut, (takut akan Allah SWT) dengan rasa melas, agar di tunjukkan jalan dan pilihan yang terbaik, shalat telah di tunaikan, berdo'a telah di panjatkan, berdzikir telah di lantunkan, usaha telah di laksanakan, pokonya, "ya allah tunjukkan jalan yang terbaik untukku, pilihlah pilihan yang engkau pilih, agar aku tak salah dalam memilih, bantulah hamba karena hamba masih labil untuk memilih, hanya kepada engkau lah aku beribadah dan hanya kepada engkaulah hamba meminta pertolongan".
Setelah aku melaksanakan kewajibanku, tak lama datang lah dia, sesosok lelaki yang bertubuh kekar dan gagah,
"sudah shalatya?"
"sudah pak" jawabku,
lega "memang kamu dari mana asalnya?"
aku " saya dari ciamis pak, maaf pak kemarin saya bersama saudara saya yang akan menuju pesantren di bogor, jadi kurang sopan"
lega " oh iya tidak apa-apa, enggak gini loh, saya hanya ingin mendengar secara langsung saja tentang itu, soalnya pas sebelum saya mengantar anak saya, istri menunjukkan SMS dari basith, dan ketika saya membacanya saya ingin mendengar langsung dari basith maksud dan tujuannya, soalnya kalau saya itu orangnya enggak neko-neko harus begini begitu, kalau memang basith suka sama anak saya ya sudah langsung nikahi saja, tak usah lah yang namanya pacaran-pacaran, kalau memang itu benar adanya kenapa tidak, saya memberi lampu hijau ko, kalau memang basith serius ya sudah langsung saja, masalah sekolahnya anak saya, wis gampang nanti saya ngobrol sama pak kamad kalau anak saya mau menikah, nah kalau pak kamad menanyakannya kenapa ko masih sekolah, saya akan jawab tidak apa-apa meskipun masih sekolah, dan nanti saya akan memohon untuk tetap sekolah meskipun sudah menikah juga."
aku " baik pak, jadi begini niat saya datang kesini pertama untuk silaturahmi, terus untuk yang selanjutnya saya akan menjelaskan tentang permasalahan yang kemarin, jadi maksud dari sms yang kemarin itu adalah rasa perminta maafan saya kepada bapak dan ibu, karena telah menambah khawatir tentang adanya saya yang sudah suka kepada anak bapak, dan memang dia itu sudah komitmen untuk tidak berhubungan sampai lulus SMA, ya saya hargai itu dan saya siap menunggu toh kalau jodoh enggak kemana, ya... bagaimana yah, mungkin ini adalah sebuah kesalahan saya yang telah membuat bapak khawatir, kalau memang bapak mau marah kepada saya silahkan pak, saya akan terima karena ini adalah kesalahan saya, dan akibat dari sebab untuk apa yang telah saya lakukan."
lega " enggak begini loh, maksud saya memanggil kamu itu sebenarnya bukan untuk apa-apa, termasuk memrahi kamu"
aku " iya pak"
lega " saya hanya ingin mendengar langsung dari kamu, kalau memang kamu benar-benar suka sama anak saya ya sudah langsung nikahi saja"
aku " jadi begini pak, saya ini kan laki-laki tidak mungkin lah saya hanya membuat kesalahan dan tidak bertanggung jawab, saya juga harus menyelesaikannya, termasuk masalah ini, karena ini masalah yang tidak segampang itu, saya telah pertimbangkan, pertimbangan antara saya, anak bapak, termasuk bapak dn ibu, dn juga orangtua saya, tidak mudah untuk menjawab permaslahan yang seperti ini, apalagi ibu saya sudah meninggal, ade saya juga baru lulus SMP, belum laagi anak bapak yang lagi semangat-semangatnya belajar dan giat dalam setiap kegiatan, jadi setelah saya pertimbangkan semuanya, SAYA SIAP PAK"

No comments:

Post a Comment